PERHUBUNGAN – Menjadi seorang pengemudi terlatih baik secara skill, pengetahuan, maupun perilaku tentu akan membantu mengurangi kecelakaan lalu lintas.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengungkapkan, dalam melatih pengemudi, diharapkan para pelatih melengkapinya dengan edukasi keselamatan berkendara.
Hal itu disampaikannya di hadapan para pelatih mengemudi dan sejumlah pengemudi yang hadir dalam kegiatan Pelatihan Training of Trainer oleh PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) di Tangerang, Jumat (4/10/2019).
“Kemarin saya dapat kabar dari pihak produsen truk, bahwa truk di Indonesia saat ini sudah mencapai tujuh juta unit, jadi menyerap tenaga kerja banyak sekali dan itu harus disiapkan pengemudi berkualitas,†ujar Dirjen Budi.
Pihaknya juga sedang menggagas konsep Training of Trainer (ToT). Hal itu mengingat bila melatih satu persatu tidak mungkin, tentu yang penting pengemudi butuh skill, pengetahuan, dan kelakuan yang baik.
Kegiatan Pelatihan Training Of Trainer untuk para pengemudi ini memang telah dijabarkan sebagai salah satu kegiatan dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang sudah digagas Pemerintah untuk kemudian dilaksanakan hingga tahun 2035 mendatang.
“Ini juga bentuk bagaimana Pemerintah bertanggungjawab membangun, mendidik, dan membentuk pengemudi yang berkeselamatan,†katanya.
Seiring dengan inisiasi yang disampaikan oleh Dirjen Budi, pihak Hino berharap dari kegiatan pelatihan para pelatih pengemudi ini secara tak langsung berperan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.
“Output kegiatan ini adalah lahirnya para instruktur pengemudi yang dapat memberikan pelatihan mengemudi secara mandiri. Dengan demikian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pengemudi akan lebih baik dan mencegah maupun menurunkan angka kecelakaan lalu lintas,†kata Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI.
Selain itu, Dirjen Budi juga berpesan pada perusahaan maupun operator truk untuk turut serta memerhatikan kesejahteraan para pengemudi demi menjaga kualitasnya.
“Saya berpesan untuk mendorong perusahaan menciptakan ekosistem yang baik dalam keselamatan, sistem penggajian, serta perawatan kendaraan,†ucapnya.
Lebih lanjut lagi, Dirjen Budi menjelaskan beberapa hal yang sering salah dipahami misalnya mengenai e-Blue sebagai pengganti buku KIR.
“Setelah kita lakukan kalibrasi peralatan uji kir, kita siapkan sumber daya manusia (SDM) yang bersertifikasi,†ungkap dia.