JAKARTA – Makin banyaknya pelajar yang membawa kendaraan saat sekolah menjadi persoalan tersendiri. Kurangnya pengalaman dan usia yang masih muda, seringkali membuat mereka tidak sadar pentingnya berkendara yang aman.
Berdasarkan data yang ada 72% penyumbang kecelakaan terbesar adalah usia produkif yaitu usia kalangan pelajar. Hal tersebut disebabkan berbagai macam penyebab diantaranya kurangnya konsentrasi, ugal-ugalan, melanggar rambu dan sebagainya.
Maka itu, untuk memberikan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengadakan sosialisasi keselamatan berkendara di kalangan pelajar.
Hal itu bertujuan mendorong para pelajar untuk menjadi pelopor keselamatan berkendara di kalangan remaja dan anak-anak muda.
”Kami sangat antusias untuk menyelenggarakan pelatihan dengan sasaran peserta para pelajar ini. Karena perilaku berkendara yang baik memang seharusnya sudah ditanamkan kepada anak-anak sejak belia. Edukasi pemanfaatan sarana digital merupakan cara tepat guna untuk menyebarkan pesan-pesan keselamatan berkendara,†ujarnya dikawasan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (10/10).
Dia juga menilai, pelatihan ini sangat relevan. Mengingat, karakter anak-anak muda saat ini yang tak bisa terlepas dari sarana digital.
kegiatan ini merupakan implementasi pelaksanaan sosialisasi dan edukasi dengan memanfaatkan teknologi digital. melalui program Sisternet memberikan materi pelatihan kelas literasi digital bagi para pelajar. Materi yang akan disampaikan, antara lain soal cara pemanfaatan media digital. Khususnya sosial media dalam menyosialisasikan kesadaran berkendara.
Materi yang diangkat dalam pelatihan ini mengusung tema â€The Power of Social Mediaâ€. Para pelajar dilatih memilih sosial media yang paling mempresentasikan dirinya. Rumus dasar konten sosial media, gaya penulisan, penggunaan hashtag.
Termasuk membuat konten yang menarik. Sekaligus juga bagaimana menciptakan citra sebagai Duta Keselamatan Berkendara di sosial media.
Dalam tahun ini tema yang diambil “Save Lives #slowdown (sayangi nyawa kurangi kecepatan)â€. Proses seleksi peserta dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi dan nasional, yang diikuti oleh perwakilan sekolah menengah umum. Peserta yang mengikuti kegiatan ini ada sebanyak 71 orang yang merupakan perwakilan dari 27 provinsi. Para pelajar ini merupakan pelajar berprestasi yang telah diseleksi dan dibimbing langsung oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia yang kelak akan didaulat sebagai “Duta Keselamatan Berkendara†di provinsi masing-masing.