DISHUB.BANJARKAB.GO.ID – Kurang dari sebulan lagi, Haul ke 14 Abah Guru Sekumpul digelar, tepatnya 9-10 Maret ini. Banyaknya jemaah yang hadir membuat panitia dan para relawan serta masyarakat sibuk menyiapkan segala sesuatunya.
Tahun sebelumnya jemaah mencapai satu juta orang, tahun ini diprediksi bertambah, karena kecintaan mereka terhadap ulama kharismatik yang mampu menghidupkan kecintaan kepada Baginda Rasulullah SAW tersebut.
Suasana di Martapura sendiri pun sudah terasa hidup. Banyak umbul-umbul berdiri ditiap-tiap ruas jalan menuju Sekumpul.
Banyak hal yang dilakukan panitia bersama relawan dibantu masyarakat sekitar serta pihak keamanan dan pemerintah Kabupaten Banjar.
Terutama demi keamanan dan kenyamaan Jemaah yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari panitia menghimbau jemaah agar memperhatikan arahan petugas haul. Terutama mereka yang datang dari luar Kabupaten Banjar.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar Drs. H. M. Aidil Basith, M.AP menuturkan bagi pengguna kendaraan roda 2 mapun roda 4 sebaiknya mengecek terlebih dahulu kelengkapan dan kondisi kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan.
Seperti mengecek mesin kendaraan/mobil, air radiator, menyiapkan BBM cadangan, tekanan ban dan serep. Demikian dengan lampu kendaraan, kelengkapan pendukung kendaraan seperti dongkrak (mobil), kunci tol kit, segitiga pengamanan, apar, dan lampu senter. Pun tak lupa jamaah diharapkan membawa perlengkapan P3K.
Dan yang penting kata H.M. Aidil Basith, stiker logo disesuaikan dengan warna asal tempat tinggal. “Jemaah yang datang maupun pulang dari arah Hulu Sungai menempelkan stiker warna biru. Dan yang datang maupun pulang dari arah Banjarmasin, Pelaihari, Palangkaraya menggunakan warna merah. Di maksudkan untuk memudahkan relawan yang bertugas di lapangan mengarahkan ke titik parkir yang sudah di tentukan,†jelasnya.
H.M. Aidil Basith juga mengharapkan para jamaah agar selalu mematuhi arahan dari relawan yang sudah terdata di Posko Induk yang berada di setiap Posko. Dan hindari bertanya kepada orang yang bukan relawan terutama tidak dikenal.
Serta jamaah juga diharapkan untuk tidak sembarangan memarkirkan kendaraanya ketika berhenti di tepi jalan agar tidak menghambat arus lalu lintas. “Harus melihat kondisi disekitar ketika hendak berhenti di pinggir jalan. Entah singgah di warung makan gratis, ataupun yang lainya dikhawatirkan menghambat arus lalu lintas yang bisa menyebabkan kemacetan,†jelasnya.
Sedangkan untuk jamaah yang menginap di penginapan gratis, selalu mamakai kartu tanda pengenal yang di sediakan oleh setiap pengelola. Khusus bagi pengendara jangan sampai menghilangkan kartu parkir yang sudah diberikan. Tujuannya untuk memudahkan para relawan membantu ketika terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan.
“Ketika jamaah terpisah dengan teman satu motor/mobil langsung memperlihatkan kartu parkir kepada relawan. Begitu pun dengan jamaah yang kebingungan menuju arah penginapannya. Segera mendatangi relawan yang akan mengantarkannya ke rombongan sesuai tempatnya menginap,†pintanya.
H.M. Aidil Basith juga meminta jamaah tidak membuang sampah sembarangan. Ada baiknya juga jemaah membawa kantong sampah, untuk mengumpulkan sampahnya sendiri maupun yang berserakan di sekitarnya. Tujuannya untuk membantu relawan kebersihan.